Jumat, 23 Agustus 2013

Review Seminar OSKM ITB 2013

Merupakan sebuah hadiah dari KM ITB untuk kita, rakyat muda Ganesha. Ialah sebuah seminar yang sangat megah, dengan kehadiran narasumber- narasumber yang luar biasa. Narasumber yang sangat berkompeten di bidang nya untuk memberikan ilmunya secara cuma- cuma kepada rakyat muda Ganesha. Mereka adalah kakak- kakak dari Wardasi, Kak Saska dari Riset Indie, Ibu Tri Mumpuni dan yang paling istimewa adalah Bapak Gita Wirdjawan selaku Menteri Perdagangan RI dan Ketua umum PBSI.
Selayaknya seminar pada umumnya, seminar kali ini dibuka dengan kata sambutan yang pertama kali disampaikan oleh panitia OSKM 2013 yang diwakili Sekjen nya. Selanjutnya kata sambutan disampaikan oleh presiden KM ITB, Kak Nyoman Anjani. Ada satu pesan yang sangat berkesan dari Kak Nyoman yang kira- kira seperti ini, “ Supaya Kampus Ganesha ini menjadi tempat belajar setinggi- tingginya sampai langit ke tujuh, tetapi janganlah lupa kembali ke tanah untuk menyejahterakan rakyat nya” . Lalu Pak Kadarsyah selaku Wakil Rektor juga menyampaikan beberapa hal bahwasannya, manusia ini memiliki otak kiri dan otak kanan, jadi manusia juga harus memiliki olah rasa, sehingga beruntung kita memiliki seminar ini dengan pembicara Pak Gita Wirdjawan dan yang lainnya.

Pak Gita Wirdjawan :
Kearifan Lokal yang menjadi tema OSKM kali ini sangat sesuai dengan  atmosfer studi di ITB. ITB saat ini merupakan muara berkumpulnya putra- putri bangsa yang berasal dari penjuru Nusantara. Yang mengakibatkan suasana di ITB sangatlah beragam.
Ada satu pesan yang Pak Gita sampaikan, “ Memang Tuhan Allah lah yang menentukan semuanya, but If you want it, you’ll get it.” Artinya jika kita memang mau menginginkan sesuatu, kita akan mendapatkannya. 
Indonesia adalah negara yang sangat beragam dengan suku- suku, bahasa daerah, dan kearifan lokal yang luar biasa banyaknya. Jika kita inging maju, maka kita harus mengedepankan Pluralisme. Ada empat hal yang disebut “Gangnam” yang dapat menjadi indikator untuk Indonesia maju, yaitu
1. Keahlian Teknologi
2. Kesinambungan Demokrasi
3. Kekayaan Budaya
4. Kemajuan Ekonomi
Pada kenyataan nya, pertumbuan ekonomi bangsa kita masih sangat jauh tertinggal dari bangsa lain. Salah satu penyebab hal ini adalah kita terlalu senang dengan produk- produk NonIndonesia. Masih banyak yang menganut pemikiran “ Murah Kenyang” , alangkah baik nya jika kita menganut pemikiran “ Bangga Berbangsa” dengan produk- produk merah putih yang sangat beragam ini. Semoga di tahun 2030 Indonesia akan menjadi negara maju dengan teraihnya aspek- aspek diatas tadi.
Saat ini, dengan adanya liberalisasi ekonomi untuk Masyarakat Ekonomi ASEAN, sudah banyak negara dari anggota Masyarakat ini mempersiapkan masyarakat nya. Contohnya saja Thailand, mereka sudah belajar Bahasa Indonesia untuk suau saat nanti melakukan perdagangan di Indonesia. Pertanyaan yang muncul adalah, “ Siap nggak kita? “ . Untuk mencapai kondisi yang ideal, Produktivitas kerja masyarakat Indonesia harus naik sekitar 60%, dan hal ini tidak mudah untuk dicapai. Butuh perjuangan untuk mencapai nya. Selain itu, untuk berkompetisi dengan masyarakat Ekonomi ASEAN lainnya, ada beberapa hal yang harus ditingkatkan yaitu, Teknologi, Sistem demokrasi, kekayaan budaya, dan semangat kesatuan. “We have to be nationalistic, but at the same time we have to be internasionalist.” . Jadilah Garuda- Garuda yang kreatif, terampil, berteknologi dan bersemngat kebangsaan.


Mas Indra (Wanadri)
Tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia menyatakan proklamasi kemerdekaan nya. Hasil dari proklamasi ini adalah Indonesia yang dikenal sekarang tetapi hanya daratan nya saja. Kemudian saat Deklarasi Djuanda dideklarasikan, Indonesia bertambang luasnya tiga kali lipa dari sebelumnya. Begitu dahsyatnya deklarasi ini dapat memperluas bangsa Indonesia tiga kali lipat tanpa adanya pertumpahan darah. 
Indonesia ini sebenarnya adalah negara kelautan karena begitu luasnya laut di negara kita. Kurang lebih 70% dari negara kita adalah wilayah perairan. Sehingga lebih pantas disebut sebagai negara kelautan yang bertabur pulau, bukan negara kepulauan. Dahulu di jaman pemerintahan Sriwijaya, Nusantara lebih berorientasi ke laut daripada ke darat. Hasilnya adalah kebudayaan itu akan bergeser ke arah utara, sehingga Nusantara lah yang mempengaruhi bangsa- bangsa lain yang ada di utaranya. Tetapi sekarang, ketika orientasi sudah berubah ke darat, yang terjadi adalah kebudayaan bergerak dari utara ke selatan. Sehingga indonesia lebih banyak menyerap kebudayaan negara utara.
Ada tiga hal yang kita lakukan untuk mencintai Indonesia, yaitu:
1. Sadar diri
2. Sadar Lingkungan
3. Sadar tujuan


Ibu Tri Mumpuni
Manusia terdiri dari dua hal yaitu pengetahuan dan perasaan. Untuk menghasilkan akal yang sehat, maka yang harus dilakukan adalah menyinkronisasi kedua hal tersebut, harus saling seimbang agar mampu membaca Indonesia ini dengan baik. Kita juga harus berintegritas agar tidak menjual harta kekayaan Bangsa ini kepada Masyarakat Asing. Marilah tetap mempertahankan Kesejahteraan Masyarakat Lokal.
Saat ini, sistem yang berjalan dapat dikatakan salah. Ada dua hal yang tidak dapat terpisahkan yaitu Sumber Daya lokal dan Komunitas Lokal. Celakanya, yang diambil oleh asing hanya Sumber daya lokal nya saja tanpa mau campur tangan terhadap Masyarakat Lokal nya. Sehingga yang terjadi adalah kesejahteraan dari masyarakat lokal tersebut akan terpuruk. Sistem yang akan terus berjalan seperti ini akan mematikan masyarakat lokal, tetapi menebalkan brankas para pemilik modal dan petinggi perusahaan asing. Sungguh tidak manusiawi.
Lalu siapa yang pantas disalahkan? Salahsatunya adalah materi pendidikan formal kita yang terlalu pro industri.
Cara memperbaiki keadaan adalah dengan menjadi pemimpin berintegritas, melindungi bangsanya dari cengkeraman asing. Kita dapat mewujudkan mimpi bangsa ini dengan menjadi pemimpin yang berintegritas dikemudian hari nanti. Satu yang harus diingat adalah “ Jangan pernah anda berpikir tanpa punya rasa.” Kemerdekaan seluruhnya adalah milik anak bangsa.


Kak Saska ( Riset Indie)
Ketika riset yang ada saat ini adalah riset yang kaku, tidak kreatif, dan harus “ berkacamata” . Maka kak Saska beserta teman- teman nya mendirikan suatu perkumpulan kreatif yang diberi nama Riset Indie. Mengapa Indie? Karena riset yang Kak Saska dan teman- temannya lakukan tidak disokong oleh lembaga manapun, melainkan mereka berdikari, berdiri di atas kaki sendiri. Riset Indie adalah suatu kolektif peneitian, teknologi, sosial, politik dan media. Riset Indie berusaha menjadi inkubator ide bagi siapa saja yang ingin bergabung dengan komunitas ini.
Proyek- proyek yang dilakukan pun bermanfaat sekali kepada banyak orang walaupun berbentuk riset. Proyek pertama mereka adalah Project Polaroid, sebuah proyek untuk kembali mengeksiskan kamera polaroid. Tetapi, sayang sekali proyek tersebut masih belum sempurna dan Bangkrut ditengah jalan. Selanjutnya adalah proyek First Animatronic. Animatronic adalah perangkat robotik yang dibentuk seperti mahkluk hidup, dalam hal ini adalah alien. Proyek ini sukses karena dukungan dari banyak pihak yang berbeda latar belakang, seperti latar belakang elektronika untuk membuat robotnya, dan latar belakang seni untuk membuat wajah alien yang sangat mirip
Proyek selanjutnya yang akan dilaksanakan tanggal dua puluh september adalah Angkot Day. Riset Indie akan menjadikan semua angkot rute Kalapa-Dago akan tertib, nyaman, tidak penting, dan gratis. Silahkan kunjungi http://angkotday.info/ atau http://angkotday.tumblr.com/ untuk info proyek angkot day yang lebih jelas, agar setidaknya kita dapat memberikan apresiasi atau kontribusi bagi proyek riset ini.



Theo Syamuda
19813033

Tidak ada komentar:

Posting Komentar