Review Seminar OSKM ITB 2013
Merupakan sebuah hadiah dari KM ITB untuk kita, rakyat muda
Ganesha. Ialah sebuah seminar yang sangat megah, dengan kehadiran narasumber-
narasumber yang luar biasa. Narasumber yang sangat berkompeten di bidang nya
untuk memberikan ilmunya secara cuma- cuma kepada rakyat muda Ganesha. Mereka adalah
kakak- kakak dari Wardasi, Kak Saska dari Riset Indie, Ibu Tri Mumpuni dan yang
paling istimewa adalah Bapak Gita Wirdjawan selaku Menteri Perdagangan RI dan
Ketua umum PBSI.
Selayaknya seminar pada umumnya, seminar kali ini dibuka
dengan kata sambutan yang pertama kali disampaikan oleh panitia OSKM 2013 yang
diwakili Sekjen nya. Selanjutnya kata sambutan disampaikan oleh presiden KM ITB, Kak Nyoman Anjani. Ada satu pesan yang sangat berkesan dari Kak Nyoman
yang kira- kira seperti ini, “ Supaya Kampus Ganesha ini menjadi tempat belajar
setinggi- tingginya sampai langit ke tujuh, tetapi janganlah lupa kembali ke
tanah untuk menyejahterakan rakyat nya” . Lalu Pak Kadarsyah selaku Wakil
Rektor juga menyampaikan beberapa hal bahwasannya, manusia ini memiliki otak
kiri dan otak kanan, jadi manusia juga harus memiliki olah rasa, sehingga
beruntung kita memiliki seminar ini dengan pembicara Pak Gita Wirdjawan dan
yang lainnya.
Pak Gita Wirdjawan :
Kearifan Lokal yang menjadi tema OSKM kali ini sangat sesuai dengan atmosfer studi di ITB. ITB saat ini merupakan
muara berkumpulnya putra- putri bangsa yang berasal dari penjuru Nusantara.
Yang mengakibatkan suasana di ITB sangatlah beragam.
Ada satu pesan yang Pak Gita sampaikan, “ Memang Tuhan Allah lah yang
menentukan semuanya, but If you want it, you’ll get it.” Artinya jika kita
memang mau menginginkan sesuatu, kita akan mendapatkannya.
Indonesia adalah negara yang sangat beragam dengan suku- suku, bahasa daerah,
dan kearifan lokal yang luar biasa banyaknya. Jika kita inging maju, maka kita
harus mengedepankan Pluralisme. Ada empat hal yang disebut “Gangnam” yang dapat
menjadi indikator untuk Indonesia maju, yaitu
1. Keahlian Teknologi
2. Kesinambungan Demokrasi
3. Kekayaan Budaya
4. Kemajuan Ekonomi
Pada kenyataan nya, pertumbuan ekonomi bangsa kita masih sangat jauh tertinggal
dari bangsa lain. Salah satu penyebab hal ini adalah kita terlalu senang dengan
produk- produk NonIndonesia. Masih banyak yang menganut pemikiran “ Murah
Kenyang” , alangkah baik nya jika kita menganut pemikiran “ Bangga Berbangsa”
dengan produk- produk merah putih yang sangat beragam ini. Semoga di tahun 2030
Indonesia akan menjadi negara maju dengan teraihnya aspek- aspek diatas tadi.
Saat ini, dengan adanya liberalisasi ekonomi untuk Masyarakat Ekonomi ASEAN,
sudah banyak negara dari anggota Masyarakat ini mempersiapkan masyarakat nya.
Contohnya saja Thailand, mereka sudah belajar Bahasa Indonesia untuk suau saat
nanti melakukan perdagangan di Indonesia. Pertanyaan yang muncul adalah, “ Siap
nggak kita? “ . Untuk mencapai kondisi yang ideal, Produktivitas kerja
masyarakat Indonesia harus naik sekitar 60%, dan hal ini tidak mudah untuk
dicapai. Butuh perjuangan untuk mencapai nya. Selain itu, untuk berkompetisi
dengan masyarakat Ekonomi ASEAN lainnya, ada beberapa hal yang harus
ditingkatkan yaitu, Teknologi, Sistem demokrasi, kekayaan budaya, dan semangat
kesatuan. “We have to be nationalistic, but at the same time we have to be
internasionalist.” . Jadilah Garuda- Garuda yang kreatif, terampil,
berteknologi dan bersemngat kebangsaan.
Mas Indra (Wanadri)
Tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia menyatakan proklamasi kemerdekaan nya. Hasil
dari proklamasi ini adalah Indonesia yang dikenal sekarang tetapi hanya daratan
nya saja. Kemudian saat Deklarasi Djuanda dideklarasikan, Indonesia bertambang
luasnya tiga kali lipa dari sebelumnya. Begitu dahsyatnya deklarasi ini dapat
memperluas bangsa Indonesia tiga kali lipat tanpa adanya pertumpahan darah.
Indonesia ini sebenarnya adalah negara kelautan karena begitu luasnya laut di
negara kita. Kurang lebih 70% dari negara kita adalah wilayah perairan. Sehingga
lebih pantas disebut sebagai negara kelautan yang bertabur pulau, bukan negara
kepulauan. Dahulu di jaman pemerintahan Sriwijaya, Nusantara lebih berorientasi
ke laut daripada ke darat. Hasilnya adalah kebudayaan itu akan bergeser ke arah
utara, sehingga Nusantara lah yang mempengaruhi bangsa- bangsa lain yang ada di
utaranya. Tetapi sekarang, ketika orientasi sudah berubah ke darat, yang
terjadi adalah kebudayaan bergerak dari utara ke selatan. Sehingga indonesia
lebih banyak menyerap kebudayaan negara utara.
Ada tiga hal yang kita lakukan untuk mencintai Indonesia, yaitu:
1. Sadar diri
2. Sadar Lingkungan
3. Sadar tujuan
Ibu Tri Mumpuni
Manusia terdiri dari dua hal yaitu pengetahuan dan perasaan. Untuk menghasilkan
akal yang sehat, maka yang harus dilakukan adalah menyinkronisasi kedua hal
tersebut, harus saling seimbang agar mampu membaca Indonesia ini dengan baik.
Kita juga harus berintegritas agar tidak menjual harta kekayaan Bangsa ini
kepada Masyarakat Asing. Marilah tetap mempertahankan Kesejahteraan Masyarakat
Lokal.
Saat ini, sistem yang berjalan dapat dikatakan salah. Ada dua hal yang tidak
dapat terpisahkan yaitu Sumber Daya lokal dan Komunitas Lokal. Celakanya, yang
diambil oleh asing hanya Sumber daya lokal nya saja tanpa mau campur tangan
terhadap Masyarakat Lokal nya. Sehingga yang terjadi adalah kesejahteraan dari
masyarakat lokal tersebut akan terpuruk. Sistem yang akan terus berjalan
seperti ini akan mematikan masyarakat lokal, tetapi menebalkan brankas para
pemilik modal dan petinggi perusahaan asing. Sungguh tidak manusiawi.
Lalu siapa yang pantas disalahkan? Salahsatunya adalah materi pendidikan formal
kita yang terlalu pro industri.
Cara memperbaiki keadaan adalah dengan menjadi pemimpin berintegritas,
melindungi bangsanya dari cengkeraman asing. Kita dapat mewujudkan mimpi bangsa
ini dengan menjadi pemimpin yang berintegritas dikemudian hari nanti. Satu yang
harus diingat adalah “ Jangan pernah anda berpikir tanpa punya rasa.” Kemerdekaan
seluruhnya adalah milik anak bangsa.
Kak Saska ( Riset Indie)
Ketika riset yang ada saat ini adalah riset yang kaku, tidak kreatif, dan harus
“ berkacamata” . Maka kak Saska beserta teman- teman nya mendirikan suatu
perkumpulan kreatif yang diberi nama Riset Indie. Mengapa Indie? Karena riset
yang Kak Saska dan teman- temannya lakukan tidak disokong oleh lembaga manapun,
melainkan mereka berdikari, berdiri di atas kaki sendiri. Riset Indie adalah
suatu kolektif peneitian, teknologi, sosial, politik dan media. Riset Indie
berusaha menjadi inkubator ide bagi siapa saja yang ingin bergabung dengan
komunitas ini.
Proyek- proyek yang dilakukan pun bermanfaat sekali kepada banyak orang
walaupun berbentuk riset. Proyek pertama mereka adalah Project Polaroid, sebuah
proyek untuk kembali mengeksiskan kamera polaroid. Tetapi, sayang sekali proyek
tersebut masih belum sempurna dan Bangkrut ditengah jalan. Selanjutnya adalah proyek
First Animatronic. Animatronic adalah perangkat robotik yang dibentuk seperti mahkluk
hidup, dalam hal ini adalah alien. Proyek ini sukses karena dukungan dari
banyak pihak yang berbeda latar belakang, seperti latar belakang elektronika
untuk membuat robotnya, dan latar belakang seni untuk membuat wajah alien yang
sangat mirip
Proyek selanjutnya yang akan dilaksanakan tanggal dua puluh september adalah
Angkot Day. Riset Indie akan menjadikan semua angkot rute Kalapa-Dago akan
tertib, nyaman, tidak penting, dan gratis. Silahkan kunjungi http://angkotday.info/ atau http://angkotday.tumblr.com/ untuk info
proyek angkot day yang lebih jelas, agar setidaknya kita dapat memberikan
apresiasi atau kontribusi bagi proyek riset ini.
Theo Syamuda
19813033
19813033
Tidak ada komentar:
Posting Komentar