Rabu, 21 Agustus 2013

Lika-Liku Sampah, Masalah yang Berharga (laporan sub kelompok 3)



Sampah dalam KBBI (kamus besar bahasa Indonesia) dituliskan sebagai sisa kegiatan manusia/alam yang tidak dapat digunakan kembali. Walaupun demikian, sampah masih bisa memberikan dampak, baik itu positif maupun negatif bagi kehidupan manusia. Ini tergantung bagaimana manusia mengorganisir sampah-sampah yang ada. Sampah yang tidak terorganisir dengan baik tentu akan menimbulkan dampak yang buruk bukan hanya bagi alam namun juga merambat ke berbagai bidang kehidupan manusia.
Beberapa dampak sampah yang negatif seperti banjir dan penurunan kualitas kesehatan lingkungan merupakan masalah utama dan nyata yang harus terselesaikan.

Terlepas dari semua dampak negatif yang ditimbulkan, sampah yang terorganisir dengan baik dapat memberikan banyak damak positif. Namun sikap masyarakat yang masih mengutamakan nilai praktis (membuang sampah sembarangan) dan melupakan akibat jangka panjang membuat pemanfaatan sampah ini menjadi tidak maksimal dan cenderung gagal.

Walaupun UU No 18 Tahun 2008 telah menjelaskan tentang pelarangan membuang sampah sembarangan, baik itu oleh masyarakat atau swasta, namun kenyataan di lapangan, masih banyak kita temukan sampah-sampah berserakan dan kurangnya kepedulian masyarakat atau bahkan industri dalam hal pengelolaan sampah.

Lalu kemana kah pemerintah yang bertugas membina dan menegakkan peraturan? Adakah pemerintah menganggarkan revitalisasi dalam sektor pengelolaan sampah dan kebersihan? Jelas ada. namun efektifkah? atau salahkah jika kita menanyakan, mengapa pemerintah terkesan "membiarkan" semua pelanggaran ini berlarut-larut? Dalam hal inilah seharusnya pemerintah berani tampil sebagai pemimpin. Berani bertindak sesuai kebenaran. Jangan biarkan kepentingan-kepentingan menguasai hukum yang ada. Sehingga yang rugi bukan hanya lingkungan, rakyat pun kian menderita.

Jika seandainya saja, pemerintah mau bersikap tegas dan serius akan pelanggaran ini, sampah yang menjadi mimpi buruk dapat menjadi mimpi indah. Bagaimana caranya? sampah sebenarnya bukan hanya plastik, daun, atau kaleng. masih banyak jenis-jenis sampah yang sebenarnya dapat dimanfaatkan. Secara garis besar, sampah dibagi kedalam dua kategori, sampah organik dan anorganik. Sampah organik yang dimanfaatkan, akan menghasilkan produk seperti pupuk dan pembangkit listrik yang akan membantu masyarakat dalam menjaga ketersediaan pasokan listrik. Dan sampah anorganik memang tidak dapat terurai secara  alami, namun hal itu tidak membuat dampak positifnya hilang begitu saja. Sampah-sampah anorganik ini dapat sangat bermanfaat apabila ditata dengan baik menjadi sebuah taman atau mendaur ulang sampah-sampah ini menjadi barang bernilai. Dan juga pemanfaatan sampah-sampah baja atau besi dalam proses Reuse.

Sifat kebanyakan manusia yang lebih memilih cara yang praktis dan cenderung tidak berfikir jauh terhadap apa yang akan terjadi. Banyak masyarakat yang sengaja membuang sampah terutama di sungai. karena apa? penyediaan tempat pembuangan sampah yang kurang memadai. Dengan demikian, solusi yang terbaik adalah  menyediakan tempat sampah di lingkungan perumahan dalam kuantitas yang lebih baik sesuai dengan jumlah penduduk yang ada di daerah yag bersangkutan. Dan peran media massa amatlah besar dalam mengiklankan berbagai himbauan-himbauan positif kepada masyarakat mengenai kesadaran menjaga lingkungan.

Teknologi juga teramat sangat penting bagi pengelolaan sampah. Teknologi pemisahan sampah secara manual saat ini memang sering kita lihat. Namun bagaimana dengan ketidakperduliaan beberapa pihak yang tetap mencampurkan kedua jenis sampah ini? dibutuhkan sebuah teknologi penyortir antara sampah organik, non organik dan besi. penggunaan magnet dapat memisahkan sampah logam kemudian sampah melewati autosorter yang memisahkan sampah organik dan anorganik(non logam). Mengapa? karena penggunaan sampah organik dapat mengunungkan masyarakat sekitar baik dari kesuburan tanah dan pasokan listrik dari gas metana hasil pengendapan sampah. dan Anorganik seperti penjelasan sebelumnya, masih memiliki nilai jual yang tinggi dengan berbagai kreasi. Berikut gambar autosorter yang dapat digunakan:



Apakah ada keuntungan secara keekonomiannya? Jelaslah ada. Bayangkan jika seandainya di sebuah desa, memanfaatkan sampah-sampah anorganik menjadi sebuah kerajinan tangan dan bayangkan sebuah desa mengelola PLTS(pembangkit listrik tenaga sampah), Infrastruktur dari desa tersebut jelas akan berkembang dan maju.

sehingga, dari berbagai aspek manapun kita melihat sebuah permasalahan, dibelakangnya adalah sebuah kebaikan. kesadaran dan peran aktif masyarakat dan swasta, serta ketegassan dan pembinaan pemerintah dalam pengelolaan sampah sebenarnya sudah cukup untuk mengubah sampah dari tidak bernilai menjadi bernilai serta sampah sebagai sebuah masalah menjadi berkah.


Penulis
Zaki Adam 16413239

kelompok 3
Auriella Ayu 16613025
Freddy Isman 16513252
Nitho Alif 16513072
Muhammad Fadhlika 16013061
Diah Alhusna 16913219

Tidak ada komentar:

Posting Komentar